DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana sebuah sistem informasi bekerja di balik layar? Bagaimana data mengalir dari satu titik ke titik lainnya, diproses, disimpan, dan dikirimkan kembali sebagai informasi yang berguna? Kalian bisa menggunakan Data Flow Diagram (DFD) Untuk memahami hal ini.
Diagram ini sangat berguna bagi pengembang, analis sistem, hingga mahasiswa yang ingin memahami struktur aliran data dalam sistem secara visual dan logis. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep DFD dari dasar hingga ke tingkat yang lebih kompleks, lengkap dengan contoh dan langkah-langkah pembuatannya.
Apa Itu Data Flow Diagram?
DFD adalah sebuah representasi grafis yang menggambarkan bagaimana data mengalir di dalam sistem informasi. Ia menggambarkan bagaimana data bergerak dari satu komponen ke komponen lainnya dalam sistem. Bukan hanya sekadar garis dan simbol, DFD menjelaskan interaksi antara pengguna luar, proses di dalam sistem, tempat penyimpanan data, dan aliran data di antaranya.
Secara umum, terdapat empat elemen utama dalam DFD:
1. Entitas eksternal (yang berinteraksi dari luar sistem).
2. Proses (yang mengubah data).
3. Data store (tempat penyimpanan data).
4. Aliran data (yang menunjukkan arah dan jenis data yang mengalir).
Struktur dan Tingkatan dalam DFD
Data Flow Diagram (DFD) memiliki beberapa tingkatan atau level yang menggambarkan sistem dari sudut pandang yang berbeda, mulai dari paling sederhana hingga yang lebih rinci. Pemilihan level tergantung pada seberapa dalam sistem perlu dipahami dan dideskripsikan.
1. Diagram Level 0 (Context Diagram)
Context Diagram, atau sering disebut DFD Level 0, adalah level paling atas dalam DFD. Pada level ini, sistem digambarkan sebagai satu proses tunggal yang berinteraksi langsung dengan entitas eksternal seperti pengguna atau sistem lain. Setiap aliran data akan masuk dan keluar dari sistem secara langsung tanpa menunjukkan detail proses internal.
2. Diagram Level 1
DFD Level 1 merupakan pengembangan dari context diagram. Pada tahap ini, proses tunggal yang ada di Level 0 dijabarkan menjadi beberapa proses utama yang lebih detail. Selain entitas eksternal, Level 1 juga mulai menampilkan data store dan menunjukkan bagaimana data mengalir antara proses, entitas, dan penyimpanan data. Tingkat ini cocok digunakan untuk memahami bagaimana fungsi sistem secara umum bekerja.
3. Diagram Level 2
DFD Level 2 adalah rincian lebih lanjut dari proses-proses yang ada di Level 1. Pada level ini, setiap proses utama bisa dipecah lagi menjadi sub-proses yang lebih spesifik, lengkap dengan aliran data yang terjadi di antaranya. Meski sangat detail dan berguna untuk implementasi teknis, DFD Level 2 tidak selalu digunakan dalam setiap proyek, karena dua level sebelumnya biasanya sudah cukup untuk menggambarkan sistem secara efektif.
Simbol Dalam DFD
Dalam Data Flow Diagram, terdapat empat simbol utama yang digunakan untuk menggambarkan komponen sistem dan aliran data. Masing-masing simbol memiliki bentuk dan fungsi yang khas, yang penting untuk dipahami sebelum menyusun DFD.
1. Entitas Eksternal (External Entity)
Entitas eksternal adalah objek di luar sistem yang berinteraksi langsung dengan sistem. Mereka bisa menjadi sumber data yang masuk atau penerima data keluar. Simbolnya berbentuk persegi panjang dan biasanya diberi nama seperti “Pelanggan”, “Admin”, atau “Sistem Pembayaran”
Contoh: Seorang pelanggan yang mengirimkan data pesanan ke dalam sistem.
2. Proses (Process)
Proses menggambarkan kegiatan atau fungsi yang mengubah input menjadi output. Ini adalah bagian inti dari DFD karena menunjukkan bagaimana data diproses di dalam sistem.
Simbolnya berbentuk lingkaran, dan diberi label yang menjelaskan aktivitasnya, seperti “Validasi Data” atau “Hitung Total”.
Contoh: Sistem memproses data transaksi dan menghasilkan struk pembelian.
3. Data Flow (Aliran Data)
Aliran data menunjukkan perpindahan data antar komponen, seperti dari entitas ke proses, atau dari proses ke data store.Simbolnya adalah panah dengan nama yang menjelaskan isi data, seperti “Data Pelanggan” atau “Permintaan Login”.
Contoh: Panah dari proses “Login” ke data store “Akun” dengan label “Data Login”.
4. Data Store (Penyimpanan Data)
Data store adalah tempat penyimpanan data dalam sistem, baik secara sementara maupun permanen.
Simbolnya berupa dua garis horizontal paralel atau persegi panjang terbuka di satu sisi. Nama data store biasanya mencerminkan isi data, seperti “Database Produk” atau “File Transaksi”.
Contoh: Penyimpanan data pesanan pelanggan yang digunakan untuk laporan mingguan.
Bab 3: Bagaimana Membuat DFD?
1. Identifikasi Entitas Eksternal (Terminator)
Langkah awal adalah mengenali entitas eksternal yang berinteraksi dengan sistem, seperti pelanggan, pemasok, atau sistem luar. Entitas ini memberi atau menerima data dari sistem dan digambarkan dengan simbol persegi panjang.
2. Identifikasi Aliran Data Utama
Tentukan bagaimana data mengalir antara entitas eksternal, proses, dan penyimpanan data. Gunakan panah berlabel untuk menunjukkan arah dan jenis informasi. Contohnya: Data Pesanan, Informasi Produk, atau Laporan Penjualan.
3. Buat Context Diagram (DFD Level 0)
Context diagram menggambarkan sistem sebagai satu proses yang berinteraksi dengan entitas eksternal. Letakkan entitas di sekitar sistem, lalu hubungkan dengan panah data yang masuk dan keluar. Ini memberi gambaran umum sistem secara menyeluruh.
4. Rinci Proses Utama (DFD Level 1)
Pecah proses utama dari context diagram menjadi beberapa proses yang lebih rinci. Tambahkan data store bila ada penyimpanan. Gunakan label jelas dan konsisten, serta hubungkan proses dengan entitas dan data store menggunakan panah.
5. Lanjutkan ke DFD Level 2 (Jika Diperlukan)
Jika proses di level 1 masih kompleks, uraikan lagi menjadi sub-proses di level 2. Pastikan data yang masuk dan keluar tetap konsisten antar level (aturan leveling).
6. Periksa dan Validasi DFD
Tinjau kembali diagram. Pastikan semua komponen lengkap dan label jelas. Periksa konsistensi aliran data dan hindari kesalahan seperti proses tanpa output atau output tanpa input.
Bab 4: Studi Kasus Sederhana
Bayangkan kita memiliki sistem pemesanan makanan online. Dalam context diagram, proses utamanya adalah “Proses Pemesanan”. Entitas eksternal seperti “Pelanggan” mengirimkan data pemesanan dan menerima informasi status pesanan. Di DFD Level 1, proses tersebut dipecah menjadi “Terima Pesanan”, “Verifikasi Pembayaran”, dan “Kirim Notifikasi”. Setiap proses ini berinteraksi dengan data store seperti “Data Pelanggan” dan “Data Pesanan”.
Dari contoh ini, kita bisa melihat bagaimana DFD membantu merancang sistem yang logis dan mudah dipahami.
Bab 5: Kelebihan dan Keterbatasan DFD
Salah satu kelebihan utama DFD adalah kemampuannya dalam menyederhanakan pemahaman terhadap sistem yang kompleks. Diagram ini mudah dipahami, bahkan oleh pihak non-teknis seperti manajer atau pemilik bisnis. Ia juga sangat membantu dalam fase awal pengembangan sistem karena mampu mengidentifikasi kebutuhan dan potensi masalah sejak dini.
Namun demikian, DFD memiliki keterbatasan. Diagram ini tidak menggambarkan kontrol alur atau waktu, serta kurang cocok jika digunakan untuk sistem berbasis objek. Untuk sistem yang sangat besar, DFD bisa menjadi rumit jika tidak dikelola dengan baik.
Kesimpulan
Dengan memahami dan menggunakan Data Flow Diagram, Anda dapat menggambarkan dan menganalisis aliran data dalam sistem secara visual dan sistematis. DFD menjadi alat bantu yang tidak hanya berguna dalam merancang sistem baru, tetapi juga dalam memahami sistem yang sudah ada.
Jika Anda sedang memulai perjalanan memahami sistem informasi, DFD adalah tempat yang ideal untuk memulai. Mari eksplorasi lebih dalam sistem yang Anda bangun—dan biarkan DFD menjadi peta yang membimbing Anda.
Ingin saya bantu tambahkan gambar ilustratif DFD untuk studi kasusnya?
0 Komentar